Uff.....
Mungkin baru seperempat saja kelopak mataku iklhas terbuka
Ketika sanubariku tergerak, mengalirkan energi ke sel, saraf
dan otot mekanika jemariku untuk menuliskan prosa
Setelah bangun tidurku yang tergesa, seperti biasa
Dan nampak olehku temaram lampu menyinari puncak monas yang
merona
Ingantanku begitu dekat, sangat dekat, hanya sepelemparan
batu pada ribuan kilometer jarak raga
Pada wajah wajah seri pengabdi tepi negeri
Dimana masa depan anak negeri ingin kutitipkan pada dedikasi,
budi halus dan tulus hati
Pada merekalah kutuliskan bait puisi ini..
Uffft....
Telah berakhir bait kedua, tapi tak jua kutemukan rumusan
prosa yang teristimewa untuk mereka
Karena kalbuku hanya diselimuti kekaguman yang memunca
Dimana setiap langkah jalan pengabdian mereka sungguhlah
teramat istimewa
Maka cukuplah kuputuskan menuliskan sebuah bait prosa yang
sederhana
Tentang sebuah Jalan Pengabdian
Guruku....
Sejauh jalan pengabdian yang engkau tempuh nantinya
Yakinlah “Jariyah” yang akan menuntunmu kedalam berkah
Maka yakinkanlah dirimu dalam melangkah
Sebagaimana bekal dirimu memaknai ANEKA
Inilah saat yang tepat
Dimana engkau mengubah Aktualisasi menjadi Realisasi
Dimana engkau harus meninggalkan Habituasi menuju Habitat Alami
Dimana hatimulah yang akan menuntun anak anak negeri meraih
mimpi
Sejenak kupalingkan wajah, pada semarak fatamorgana
ibukota..
Namun anganku kembali padamu, guruku, dengan wajah wajah
seri dan binar mata bahagia
Pada Bu Ida yang ku tahu selalu memberikan kekuatan usaha
dengan do’a.. maka teruslah kalian berusaha dan berdo’a, karena itulah kekuatan
yang sesungguhnya
Pada sosok Elly yang telah mengisahkan inspirasi edukasi, aku
belajar bagaimana tulus mengabdi dengan Loyalitas yang tinggi
Pada senyum ramah Syamsiah juga aku belajar makna tekad yang
tak kenal menyerah dan silaturahim yang membuka jalan berkah
Pada sosok Eko, aku memaknai bagaimana kasih yang tulus adalah satu dari komitmen diri, maka
sedekahkanlah diri kita untuk mengabdi, walau apa yang terjadi
Begitu juga pada semangat dan jiwa muda Layun Ester, dimana
aku belajar meresapi ketulusan anak anak ibu pertiwi, menuntun anak tepi negeri
meraih mimpi akan kesejahteraan dan tak lagi terbelakang
Maka jelaslah apa yang telah menjadi kisah-kisah dalam jalan
panjang pengabdian, seperti layaknya Samsuri Lukmana, dimana semakin yakinlah
diriku, bahwa Engkau wahai guru, adalah suri tauladan bagi kami, anak anak
didikmu, sebagaimana kisah suci makna pendidikan yang telah diajarkan oleh
Luqman.
Terbayang kembali olehku pada wajah Kevin Bagaskara, dimana
ku belajar akan makna kemauan untuk berinovasi, sebagai jalan pengabdian
membangun Bangsa dengan penuh kasih sayang dan penuh penghargaan akan setiap
karya
Juga pada Rudi yang memberikan inspirasi bagiku akan makna
cinta negeri melalui edukasi berbasis ekologi, sungguh aku yakin dengan jalan
inilah suatu saat kita akan mampu mewujudkan Nunukan menjadi Rumah kita semua
yang layak untuk kita huni
Pada wajah teduh Andi Suhaida juga sungguh aku belajar akan
makna, bahwa tak ada satupun beban yang berat dalam jalan panjang pengabdian
kita, jika kita membuka seluasnya ruang dalam dada kita, untuk dipenuhi energi
keikhlasan yang akan menuntun kita menuju impian yang sesungguhnya.
Pada titik ini kalbuku berbisik, legalah rasanya aku telah
mengenal sosok Lilik, karena aku berkeyakinan, sungguh kini aku punya
keyakinan, pada pundak Engkau lah wahai guru-guruku semua kami sandarkan
harapan, kiranya kehadiranmu mampu menjadi oase, melepaskan dahaga ku akan
pendidikan yang berkualitas, layaknya aku menanti air ditengah gurun meski setitik.
Kutuliskan prosa sederhanaku ini juga terinspirasi dari
sosok Betty, dimana aku memeras sari pati makna proses belajar yang tanpa henti,
maka patutlah kita diajarkan senantiasa belajar dan terus belajar sedari buaian
hingga akhir hayat nanti, Utlubul
Ilmi...walau bistssin... karena belajar itulah sejauh jalan pengabdian kita
menuju Ridho-Nya
Pada akhirnya kututup bait prosa sederhana ini..
Ketiga sayup kudengar lantunan adzan subuh..
Sembari menanti hadirnya mentari, kususuri lorong-lorong pusat
negeri
Dan kumaknai setiap langkahnya juga sebagai jalan
pengabdianku...
Sebagaimana ingin kuikuti jalan pengabdian guru-guruku
Agar “Jariyah” menuntunku
kepada Berkah
Jakarta, 160619
04.35
Beberapa jam sebelum bertolak menikmati kuntum Sakura
Beberapa jam sebelum bertolak menikmati kuntum Sakura
Joe DCoolGen
Mantap pak ����.
BalasHapusDoaku di pagi ini semoga semua lelah bapak dalam membimbing kami di LATSAR mendapatkan pahala disisi Allah, Insya Allah menjadi amal jariya ��
Luar biasa, Bapak, jadi baper membacanya.semoga pengabdian dan perjuangkan tanpa batas menjadi amal jariyah para pendidik.Sukses selalu Pak Joned..
BalasHapusLuar biasa, Bapak, jadi baper membacanya.semoga pengabdian dan perjuangkan tanpa batas menjadi amal jariyah para pendidik.Sukses selalu Pak Joned..
BalasHapusLuar biasa, Bapak, jadi baper membacanya.semoga pengabdian dan perjuangkan tanpa batas menjadi amal jariyah para pendidik.Sukses selalu Pak Joned..
BalasHapusLuar biasa pak joned.smg barokah pengabdian dan perjuangan tanpa batas
BalasHapusNice
BalasHapus