Minggu, 25 Januari 2015

JEJAK DI TAPAL BATAS

Seperti halnya rupa rupa famili, genus dan jenisnya

Dia Yang Maha merekayasa menciptakan tikus dengan perannya

Dan dibumi, dimana manusia akhsanul khaaliqiin

Merekayasa juga jalan jalan tikus sebagai jejak peradaban dengan berbagai maksudnya pula


Disini...

Dimana koordinat-koordinat ditetapkan sebagai pembatas negeri

Ku susuri jejak itu dengan peluh pasi

Disana...

Dimana koordinat ditetapkan sebagai orang orang besar negeri ditarget pribadi

Kudengar lamat lamat kasak kusuk para dewa berkelahi


Disini...

Dimana jalan tikus dilewati remaja remaja dan durjana

Mengangkut narkoba perusak anak bangsa penerus negeri

Disana..

Jalan selaksa liku tikus dilewati mencari noda noda

Mengangkut setumpuk bukti saling menjerat leher para orang yang berarti



Dan pada kesimpulan awal aku masih tak mengerti.


Disini

Jalan tikus ditelusuri penuh peluh pasi mencari secercah solusi

Dimana para pekebun membawa gula manis garam asin dan mungkin juga terasi

Yang tak disediakan oleh para bijak negeri

Disana

Mereka mereka yang menyantap menu penuh rasa membawa gosip politisi sebagai penyedap santap siangnya

Dan berdiskusi menyelamatkan negeri yang belum pernah mereka injak ujungnya

Jalan tikus ditelusuri mencari celah lobi lobi yang dibiayai dari keringat anak negeri



Disini

Jalan tikus direkayasa manusia, masih becek, berlumpur, menuruni lembah dan menapaki bukit

Disana

Jalan tikus direkayasa manusia setengah dewa yang disuguhi cek, ditambahi uang lembur, mencari tempat basah dan keuntungan yang tak sedikit.



Dan pada kesimpulan akhir, akupun tak mengerti

Bagaimana logika mereka merekayasa jejak jejak di tapal batas

Dimana jejakku terhenti dengan peluh pasi



km5, sekaduyantaka, 240115

Joe DCoolGen


Rabu, 21 Januari 2015

TUHAN SEMBILAN SENTI

Petuah bagi para pengasap By. Taufik Ismail...

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im
sangat ramah bagi perokok,  tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat beratbagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala,
tuhan baru,diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur
ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,dengan cueknya'
pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im
sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa,
berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertandayang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz.Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan,Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.

Rokok hukumnya haram!
Rokok hukumnya haram!

25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi)
.Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fanadalam nikmat
lewat upacara menyalakan apidan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana'
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini

Senin, 19 Januari 2015

INDAHNYA KESEDERHANAAN

Sebuah satir dari Kenzo Takada

Un arbre c'est vert
Tous les arbres sout verts
On a tellement vu qu'il existe
Aussides arbres roses
Mais si tous les arbres etaient roses
Je vous aimais parle d'un arbre vert
Le monde est beau

Jumat, 16 Januari 2015

PERJANJIAN YANG TEGUH

Dan bidukpun telah ditambatkan
Muara berlabuhpun telah ditetapkan..
Bersama kita kesana menggapai harapan
Mengarungi haru biru romansa kehidupan

Dan sempurnalah mimpi kita
Mana kala ikrar suci telah diucapkan
Karena untuk selama lamanya
Cinta suci ini kita bawa dan jaga seutuhnya...
Berdua

Kota Tepian, 08-09.07.06
Joe DCoolGen

Kamis, 15 Januari 2015

TRILOGI BINTER

ARUS

Ketika kumulai menuliskan bait ini

Aku masih menghayalkan sebuah judul prosa

Sama seperti hayalku tentang hasrat suci

Dimana Dia begitu murahnya menciptakan lekukan indah sungai sembakung penuh pesona

Yang meneriakkan riak kecil diarusnya yang melanda

Diantara doa doa penumpang bahtera sarat yang menggapai eksperimen pertama


Aku tak pernah mengerti bagaimana Kasih dan Sayangnya Dia

Melukiskan senyum para perempuan tua

Yang memikul berat umbi-umbi perlambang sejahtera

Padahal dibelahan negeriku yg masih angkara

Hanyalah itu sebagai lambang-lambang kesederhanaan dan limit biaya


Aku masih saja menghayalkan bagaimana makna kesetiaan bagi mereka

Para penjaga negeri yang kutau kadang menistakan jasanya

Dan aku tak pernah mengerti bagaimana tangan Rabbi meneteskan embun surga

Yang menghapuskan dahaga mereka akan lambang sejahtera dunia


Tapi aku berpikir mengalir saja

Seperti arus sungai ini...

Seperti juga keikhlasan mereka menjaga negeri

Dimana umbi-umbi dipikul berat oleh para nini

Sebagai lambang kesejahteraan duniawi

Dan dinistakan sebagai lambang kesederhanaan dan penghematan para pembesar negeri..

Yang menyadarkan aku pada sebuah difinisi

Negeri ini belum mengindonesiakan mereka dlm satu NKRI


Binter, 12 januari 15

Joe_DCoolGen


TRILOGI BINTER

3.PAGI di SAMUNTI

Pagi ini menyuguhkan aroma tanah

Yang harum dari limpasan bulir hujan yang berdentum

Aku beranjak keluar dari sebuah pondok ditepi jurang...bukit yang mulai gundul dengan tanah yang , merekah

Menemui kuncup bunga yang harum merekah kuntum


Hujan selalu saja menjadi salam hangat

Bukti rahmat-Nya yang terulur dari tangan malaikat

Mengetuk mengetuk atap atap seng seperti lonceng pengingat

Menyadarkan para belia, remaja dan pria tambun dibalik selimut nikmat

Bangun sejenak mengucap syukur nikmat


Pagi ini aku duduk di para para rumah tanpa kaca

Tanpa secangkir kopi dan makanan pembuka

dan pagi ini aku belajar pada sebuah tutur cerita

Dimana aroma tanah selepas hujan subuh begitu nikmat bagi mereka


Samunti, januari 15

Joe_DCoolGen


TRILOGI BINTER

2.MALAM

Malam ini merengkuhku pada dingin

Selimut sutra hanya pada frasa ingin

Melampaui hembusan nafas dan oksidasi angin

Dan kusaksikan cahayamu seperti nur dari liukan lilin

Yang mempertunjukan sendratari selembut satin

Kupenjarakan ku padamu dengan slogan fallin'

Dan benakku padamu semalam suntuk lalin


Satu malam larut di L.Ogong

Joe_DCoolGen


Sabtu, 03 Januari 2015

Maulid Kami

MAULID KAMI
Marhaban ya Rasulullah
Marhaban ya nabi salam alaika

PadaMu kami mengagungkan namanya
Penerang cahaya disegala asa
Kami tak pernah berhenti mengharap dan meminta
Pada ridhoMu pada uluran Syafaatnya

Yaa saliim yaa habibullah
Yang menuntun tak kenal lelah digaris ini
Dimana batas geografi menjadi keniscayaan kemakmuran duniawi
Kuagungkan namamu ya Rasul...
Menuntun kami kepada kemakmuran surgawi

Maulid perbatasan@Masjid Nurul Huda Mansalong, 3.1.15
Joe DCoolGen

Kamis, 01 Januari 2015

Hidup Baru

Hidup Baru
Frasa yang tersisa setelah pesta

Cinta selalu datang dalam kesederhanaannya
melampaui bait indah tanpa makna
menodakan setitik bahagia
seperti embun yang memandikan daun tanpa diminta

Cinta tak pernah rumit
tapi engkaulah sulit
dan waktu ku sedikit
dan masa lalupun telah pamit

sungai jepun, 2015
Joe DCoolGen

HARI PERTAMA

HARI PERTAMA
Menjejakkan kakiku pada
hari pertama dalam sebuah prosa
menurutkan goresan pena satir
melukiskan elektrifikasi saraf bawah sadar amatir

melukis kebahagiaan
seperti senyum seorang penjaja yang laris
dan mewujudkan impian
Menyusun bata demi bata selaksa dewa membentuk prambanan

Pada Hari Pertama
ku tetapkan bahagia sebagai satu tanda
bukan pelipur lara sebagai satu morfosa

mansappa, june 13
Joe DCoolGen

SENYUM

SENYUM
Pahala
Sukacita
Getir
Gembira
Pesona
Sinis
Simpul
penuh makna
Entah ku dibelahan bumi yg mana

perjalanansendiriditepilosari, medio nov 14
Joe DCoolGen

PESAN SAHABAT

Aku baru saja terjaga
dari pesta ria yang terlewat
karena aku berasyik masyuk pada nestapa
Bahkan pd bahagianya seorang sahabat

Pada pena maya kucurahkan
lintasanku pada orbit kehidupan
selaksa romantisnya syair sang sastrawan
meskipun aku sastrawan amatiran

Sungai jepun, 1.01.15
Joe DCoolGen

KISAH PAGI

  Aku menemui embun pagi Yang bersiap pergi dari ujung dedaunan Ia seperti malu bercengkrama dengan mentari Yang menawarkan kehangat...